KOMPOS
JERAMI PADI
Mungkin
masih banyak diantara kita yang tidak mengetahui limbah padi yang biasa kita
jumpai di ladang kita sendiri atau
ladang orang lain memiliki nilai jual yang cukup tinggi sebagai kompos .
Pernahakah anda berfikiran untuk membuangnya agar tidak merusak pemandangan
sawah yang seperti permadani? Apakah anda sama sekali tidak berfikir, apakah
limbah pertanian itu dapat memberikan kita pendapatan juga?. Ternyata memang benar, jika limbah jerami padi dapat
menghasilkan suatu pupuk alami yang sangat baik untuk tanaman. Disini saya akan
mengulas sedikit tentang pengelolaan limbah jerami padi , diantaranya adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan beberapa
pengalaman di atas,
pembuatan kompos jerami harus
dapat dilakukan dengan
cara yang sederhana,
murah, dan mudah,
seperti:
1)
Pengomposan jerami dibuat di lokasi di mana jerami di panen.
2)
Pengomposan jerami dilakukan tanpa pencacahan dan tanpa penambahan
bahan-bahan lain yang sulit diperoleh oleh
petani.
3) Pengomposan jerami
dapat dibuat dengan
biaya yang semurah
mungkin
dan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
4)
Pengomposan jerami tidak
memerlukan mesin atau
alat yang rumit
dan
mahal.
Secara
alami proses pengomposan
jerami akan berlangsung
dengan sendirinya apabila kondisinya
ideal, seperti kadar
air yang cukup
(kurang lebih 60%) dan aerasi
yang lancar. Proses alami pengomposan jerami kurang lebih dua hingga tiga
bulan. Untuk mempercepat
proses pengomposan jerami
dapat ditambahkan aktivator pengomposan. Penambahan aktivator
pengomposan dapat mengurangi lama pengomposan
hingga tiga sampai
empat minggu. Waktu pengomposan ini
kurang lebih sama
dengan waktu jeda
antara panen dengan waktu tanam berikutnya.
Jerami yang
dihasilkan dari sisa-sisa
panen sebaiknya jangan
dibakar, tetapi diolah menjadi kompos dan dikembalikan lagi ke tanah.
Kompos jerami ini secara bertahap dapat
menambah kandungan bahan
organik tanah, dan
lambat laun akan mengembalikan kesuburan tanah.Kompos selain dibuat dari
jerami dapat juga dibuat dari seresah atau sisasisa tanaman lain.
Rumput-rumputan, sisa-sisa daun dan batang pisang, atan daundaun tanaman dapat
juga dibuat kompos. Pada prinsipnya semua limbah organik dapat dijadikan
kompos.Batang kayu, bambu,
ranting-ranting pohon, atau
tulang juga termasuk bahan organik tetapi sebaiknya tidak
ikut dikomposkan dengan jerami. Limbah
limbah ini termasuk limbah organik keras. Meskinpun dapat juga dibuat kompos, namun bahan-bahan
ini memerlukan waktu yang lama untuk terdekomposisi.
Berikut saya akan menjelaskan tahap-tahap dalam pembuatan
kompos dari jerami padi:
·
Waktu
yang tepat untuk pembuatan kompos jerami padi :
Waktu pengomposan
sebaiknya segera setelah
panen, yaitu waktu pada saat penyiapan bibit padi hingga
sebelum penanaman bibit. Pada saat penyiapanbibit, kompos jerami juga disiapkan.
Setelah kompos matang dalam waktu kira kira
dua minggu, kompos
bisa segera disebarkan di
petak sawah bersamaan dengan pengolahan tanah.
·
Lokasi
pengomposan :
Lokasi pengomposan
dilakukan di petak sawah yang akan
diaplikasi atau dipetak
dimana jerami tersebut
dipanen. Lokasi sebaiknya
dipilih dekat dengan sumber
air, karena pembuatan
kompos membutuhkan banyak
air. Lokasi juga dipikirkan untuk kemudahan saat
aplikasi. Jika petak sawah cukup luas, sebaiknya dibuat di beberapa tempat yang
terpisah.
·
Peralatan
yang dibutuhkan :
Peralatan yang
dibutukan antara lain:
1) Bambu untuk patok
2) Gergaji
3) Golok
4) Ember untuk tempat air.
5) Air yang cukup untuk membasahi jerami.
6) Aktivator pengomposan.
7) Gayung untuk menyiramkan aktivator.
8) Plastik
penutup. Plastik ini
bisa dibuat dari
plastik mulsa berwarna
hitam (ukuran leber 1 m) yang dibelah sehingga lebernya menjadi 2 m.
·
Tahapan
pembuatan kompos jerami :
1.
Siapkan ember dan air. Masukkan
air ke dalam ember. Kemudian larutkan
aktivator sesuai dosis
yang diperlukan ke
dalam ember yang sudah di isi
air. Aduk hingga aktivator tercampur merata
2.
Siapkan cetakan dari bambu.
Dengan memasak patok tiap sudut.
Sesuaikan ukuran patok dengan
jerami dan seresah
yang tersedia. Apabila
jerami cukup banyak cetakan dapat berukuran 3 x
1,2 x 1 m. Namun bila jerami sedikit
cetakan bisa dibuat lebih kecil dari ukuran tersebut
3.
Masukkan satu lapis
jermai ke dalam
cetakan. Jika tersedia
dapat dimasukkan pula kotoran ternak. Jerami atau seresah yang berukuran
besar dipotong-potong terlebih dahulu dengan parang.
4.
Siramkan aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami
5.
Injak-injak agar jerami padi
6.
Tambahkan lagi satu lapis jerami.
7.
Siramkan kembali aktivator
ke tumpukan jerami
tersebut dan jangan
lupa injak-injak agar tumpukan menjadi padat.
8.
Ulangi langkah-langkah diatas
hingga cetakan penuh
atau seluruh jerami/seresah telah
dimasukkan ke dalam cetakan.
9.
Setelah cetakan penuh buka patoknya
10.
Tutup tumpukan jerami
tersebut dengan plastik/
terepal yang telah disiapkan
11.
Kalau perlu bagian atas jerami diberi
batu atau pemberat
lain agar plastic tidak tebuka karena angin.
12.
Lakukan pengamatan suhu,
penyusutan volume, dan
perubahan warna tumpukan jerami.
13.
Inkubasi/fermentasi tumpukan jerami
tersebut hingga kurang
lebih dua minggu.
Setelah tahap-tahap diatas , kompos jerami
padipun sudah dapat dipanen, berikut ini merupakan penandaan kompos yang
dianggap sudah matang :
·
Jerami berwarna coklat
kehitam-hitaman,
·
lunak dan mudah dihancurkan,
·
suhu tumpukan sudah mendekati suhu
awal pengomposan,
·
tidak berbau menyengat, dan
·
volume menyusut hingga setengahnya.
Kompos
jerami yang sudah
memiliki ciri-ciri demikian
berarti sudah cukup matang dan
siap diaplikasikan ke sawah. Kompos jerami
diaplikasikan di tempat di mana jerami tersebut diambil.
Oke,
tahap-tahap yang cukup panjang diatas telah usai, dan kalian dapat menikmati
hasilnya. Memang butuh ketelatenan bagi kita atau para petani untuk mengelola
limbah pertanian salah satunya adalah limbah jerami padi yang dijadikan kompos,
namun kita juga mendapatkan untung yang lebih selain kita dapat memanfaatkan
limbah. Silahkan mencoba.
0 komentar:
Posting Komentar