LIMBAH
CAIR TAHU JADI
“NATA
DE SOYA”
Selama ini kita sangat terganggu dengan
limbah yang dihasilkan pabrik tahu, terutama Kota Blitar adalah salah satu
penghasil tahu tempe yang cukup terkenal di Jawa Timur. Terlebih tahu merupakan
makanan khas dari Negara kita tercinta yaitu Indonesia. Namun selain jadi
makanan yang enak dan khas bagi kita, ternyata tahu juga memberikan
dampak-dampak yang kurang baik bagi lingkungan kita, salah satunya adalah
limbah cair sisa proses pembuatan tahu itu sendiri. Limbah cair pembuatan tahu
berdampak pencemaran lingkungan, seperti dapat mencemari sungai,dan menimbulkan
bau yang kurang sedap,. Maka dari itu, saya ingin berbagi mengenai pengelolaan
limbah cair tahu sebagai bahan baku pembuatan “NATA DE SOYA”, berikut cara
pengelolaannya :
·
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Nata de Soya yaitu:
-Limbah cair tahu, untuk media pertumbuhan bakteri A.xylinum.
-Starter Nata (Kultur A.xylinum), bakteri yang berperan membentuk
nata atau bacterial cellulose.
-Gula pasir, sebagai sumber karbohidrat bagi pertumbuhan bakteri nata dan
juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisrne sel bakteri
tersebut.
- (NH4)2SO4, sebagai sumber nitrogen (N)
akan membantu pertumbuhan bakteri dan merangsang terbentuknya struktur nata
yang tebal kompak.
- MgSO4, sebagai sumber mineral (Mg) yang akan membantu
pertumbuhan bakteri dalam membentuk nata.
-K2HPO4, berfungsi sebagai buffer pada medium,
sehingga pH akan konstan yaitu sekitar 3-4.
-Asam asetat glasial, berfungsi untuk menurunkan pH menjadi 3-4.
-Kertas koran steril, untuk menutup wadah fermentasi karena bakteri A.xylinum
aerob dapat tumbuh baik pada kondisi aerob.
-Karet, untuk mengikat kertas koran pada wadah fermentasi.
·
Alat yang digunakan untuk pembutan nata de soya :
baskom
plastik, timbangan, kain saring halus, panci perebus, sendok pengaduk, pisau,
talenan, pipet volume 10 ml, bola hisap, gelas ukur 1 lt, bak plastik ukuran 23
x 15 cm.
Berikut
dijelaskan cara pembuatan Nata De Soya :
1. Pengambilan limbah cair tahu di area produksi sebanyak
1 Liter. Limbah cair tahu yang diambil sudah mengandung sedikit cuka sisa dari
proses pengendapan.
2. Limbah cair yang telah diambil disaring menggunakan
kain saring berukuran sedang yang sudah dipersiapkan dalam keadaan bersih.
3. Limbah cair yang sudah disaring tadi dipindahkan ke
dalam panci, kemudian ditambahkan bahan – bahan tambahan.
4. Campuran cairan tadi kemudian direbus sampai mendidih,
setelah itu didinginkan dan dipindahkan ke dalam wadah plastik kotak dengan
ketinggian ± 6 cm.
5. Setelah dingin, ditambahkan asam cuka glasial sebanyak
25 mL. Fungsi dari cuka glasial disini adalah untuk mengatur pH agar medium ini
jadi memiliki pH optimum untuk kultur bermetabolisme. Setelah pH sudah mencapai
pH optimum, kultur A.xylinum ditambahkan asebanyak 10% atau sebanyak 100
mL dengan menggunakan pipet volume yang telah di aseptis sebelumnya.
6. Selanjutnya wadah plastik tadi ditutup dengan
menggunakan kertas koran yang telah disterilisasi sebelumnya. Alasan digunakan
kertas koran sebagai penutup wadah adalah sifat dari bakteri A.xylinum
yang anaerob fakultatif atau hanya membutuhkan sedikit oksigen untuk
bermetabolisme.
7. Kemudian dilakukan inkubasi pada suhu ruang yaitu
sekitar 24-250C selama 12 hari. Kondisi ruang inkubasi tidak boleh
lembab karena dikhawatirkan akan terjadi kontaminasi oleh jamur.
8. Setelah 12 hari, nata dipanen. Nata yang sudah jadi
harus direndam dalam air matang selama 3 hari dan air diganti setiap hari. Hal
ini bertujuan untuk menghilangkan aroma dan rasa asam dari cuka glasial yang
digunakan dalam pembuatan.
9. Nata yang sudah bebas dari aroma asam bisa langsung
dipotong berukuran kecil. Kemudian nata tersebut direbus dalam air sirup gula
yang ditambah essense untuk memperkuat aroma dan menambah warna.
Nata de soya pun siap dihidangkan, dikonsumsi sendiri
atau bahkan dijadikan sebagai sumber pendapatan anda. Jadi dari pada kita hanya
mengeluh tentang sungai yang tercemar
atau bau limbah cair yang sangat menyengat, akan lebih baik jika kita
memanfaatkannya.
0 komentar:
Posting Komentar